memahami silaturrahim disisi fitrah manusia
بسم الله الر حمن الر حيم
Fenomena pemutusan tali silaturrahim yang kerap kali kita dengar di tengah masyarakat terjadi karena beberapa sebab, diantaranya:
Pertama: Hidup Individualis. Sebagian orang lebih suka hidup sendiri-sendiri, tidak memiliki rasa senasib dan sepenanggungan, tidak lagi suka untuk mengunjungi sanak keluarga dan tetangganya, tidak peduli dengan kondisi kerabatnya, serta tidak mau membantu menutupi kebutuhan atau mengatasi penderitaan saudaranya. Hal ini awalnya terjadi karena menunda-menunda untuk bersilaturrahim kepada mereka, kemudian hal itu terulang terus sampai akhirnya terputuslah hubungan dengan mereka. Iapun terbiasa dengan hal itu karena kesibukannya dan menikmati keadaannya yang jauh dari keluarga.
Kedua: Kesombongan. Sebagian orang, jika sudah mendapatkan kedudukan yang tinggi atau kehidupan yang lebih mapan dari sebelumnya, ia berubah menjadi tinggi hati dan sombong kepada kerabat dekatnya. Dia menganggap mengunjungi keluarganya yang kurang mampu bahkan miskin merupakan kehinaan, karena ia memandang, hanya dirinya saja yang lebih berhak untuk didatangi dan dikunjungi.
Ketiga: Pelit Dan Bakhil. Ada sebagian orang, jika diberi rezeki oleh Allah berupa harta, ia akan menghindar dan menjauh dari kaum kerabatnya, ia lebih memilih menjauhi mereka dan memutuskan silaturrahim daripada membukakan pintu buat kaum kerabatnya, menerima mereka jika bertamu, membantu mereka sesuai dengan kemampuan dan meminta maaf jika tidak bisa membantu. Padahal, apalah artinya harta jika tidak bisa dirasakan oleh kerabat. Mudah-mudahan dengan ramadhan yang telah sama-sama kita laksanakan, dapat mengikis sifat itu semua. Mari dengarkanlah perintah Allah berikut:
وَ اعْبُدُوا اللَّهَ وَ لاَ تُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئًا وَ بِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَ بِذِي الْقُرْبَى وَ الْيَتَامَى وَ الْمَسَاكِيْنِ وَ الْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَ الْجَارِ الْجُنُبِ وَ الصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَ ابْنِ السَّبِيْلِ وَ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لاَ يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالاً فَخُوْرًا
"Sembahlah Allah dan jangan mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, hendaklah kamu berbuat kepada kedua orang tua, kepada kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat, tetangga yang jauh, teman yang jauh, anak jalanan dan budak-budak yang kalian miliki, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi berlagak membanggakan diri.” ( Qs. An-Nisa’ : 36 ).
sumber: ikadi 1Syawal 1432H..baca sepenuhnya
Comments