Isu yang tersembunyi
بسم الله الر حمن الر حيم
Isu isu yang ditandai merungkaikan kepelbagaian saran serta kritik dengan kepelbagaian kiasan yang menujah minda menilai sejarah dan budayawan. Peradaban digugah , budaya diratah , malah ada yang parah menggilai serakah mengaibkan idola dalam mendemokrasikan kata kata mengikut rentak dan seni yang tersendiri . Apapun semua itu adalah ragam wacana media bebas yang semakin kental membumikan minda penjarah . Namun masih ada yang gagah menggilai aksara sejarahwan dan menilai kosa kata indah yang terluah dan membenak minda pemimpin pemimpin muda untuk mengamati gerak geri pendemokarasi sejati . Merincikan noktah bukan jalan yang mudah jika kosa kata dan aksara tidak dipadukan dengan keletah , fitnah dan menjejaki kebetahan nukilan memanggil kehadiran pelayar berbayar .
Jesteru titik tolak untuk merincikan semi terus maju kedepan , kegiuran peradaban diselangi penjarahan segelintir komentar yang mendepangkan tangan dijalanan . Kemungkinan memang sudah diyakinkan komentar itu akan terpapar jesteru kebarangkalian bisa menentang petualang yang datang untuk sama sama menghadapi hidangan . Kesantaian ruang media dan jajaran terbentang membolihkan pencinta kedamaian dengan kepelbagaian rencam membubuhi ikutan atau ideology kebersamaan . Tidak kurang juga yang berani lantang menerjah akal budi kemanusiaan , sisi kemaluan serta jisim keagamaan , diterjah tanpa rasa bersalahan dengan keujudan dan fitrah kemanusiaan.
Seandainya kalian patuhi kerukunan hidup dalam kemasyarakatan , kupasan ini hanya untuk nilai timbang memikuli beban kebersamaan minda seorang pejuang. Biarkan petualang itu tergamam dan bungkam ketirisan dan keterangkuman tujahan , dengarkanlah langkah langkah yang datang ini untuk kalian jejaki dan suluhi agar nanti kalian tidak akan terus terobsessi dengan kesenian dan keluhuran budi menghamburkan misteri yang tersembunyi.
Kugamit kalian kesini bukan untuk merincikan semi , tapi demi kemandirian kalian mengurangkan kelelahan diri yang pasti kalian sendiri tidak merasainya tanpa simpati akan keluhuran budi , hadirkan diri kalian untuk menyelidiki dan memahaminya sendiri .
Jejakku masih baru disini dan pasti ada permulaan yang lebih seni jika jajaran ini diselami dengan hatibudi untuk mengenali jisim kemanusiaan sejati.
Kelazatan hidup menujah keberuntungan kemanusiaan tidak bisa digapai jesteru dangkalnya AKAL , kebejatan dijalanan menerjah wajah wajah kemanusiaan jesteru hilangnya rasa MALU , keghairahan memunggah harta dunia disebabkan kealpaan manusia mengolah AGAMA . Ini lah rencam yang sebenarnya , kenapa kita harus mengemudikan daya usaha dalam mengharungi waktu dalam perjalanan yang kita sendiri masih keliru . Jesteru gunakanlah akalmu , persiapilah langkah malumu , pelajarilah jisim agamamu.
Soalnya , adakah ILMU mesti diburu , dipelajari tanpa sisi sang guru ? Apakah mungkin salah kita tidak mahu berusaha kearah itu atau salahkah asuhan ayah dan ibu yang gagal membungkusi Ilmu untuk kita mendepani waktu ?
‘Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (wahai Muhammad) sebagai Rasul yang menjadi saksi (yang diterima keterangannya), dan sebagai pembawa berita gembira (kepada orang-orang yang beriman), serta pemberi amaran (kepada orang-orang yang ingkar). (Kami mengutusmu (wahai Muhammad) supaya engkau dan umatmu beriman kepada Allah dan RasulNya, dan supaya kamu kuatkan ugamaNya serta memuliakanNya, dan supaya kamu beribadat kepadaNya pada waktu pagi dan petang.’ : al fath 8 - 9
‘Katakanlah (wahai Muhammad): ‘Jika benar kamu mengasihi Allah maka ikutilah daku, nescaya Allah mengasihi kamu serta mengampunkan dosa-dosa kamu. Dan (ingatlah), Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.’ : ali imran 31
Oleh itu, berimanlah kamu kepada Allah dan RasulNya, Nabi yang Ummi yang beriman kepada Allah dan KalimahkalimahNya (Kitab-kitabNya); dan ikutilah dia, supaya kamu beroleh hidayah petunjuk.’ : al araf 158
Maka demi Tuhanmu (wahai Muhammad)! Mereka tidak disifatkan beriman sehingga mereka menjadikan engkau hakim dalam mana-mana perselisihan yang timbul di antara mereka, kemudian mereka pula tidak merasa di hati mereka sesuatu keberatan dari apa yang telah engkau hukumkan, dan mereka menerima keputusan itu dengan sepenuhnya. : an nisa 65
‘Janganlah kamu jadikan seruan atau panggilan Rasulullah di antara kamu seperti seruan atau panggilan sesama kamu; sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang di antara kamu yang menarik diri ke luar (dari majlis Nabi) secara berselindung dan bersembunyi. Oleh itu, hendaklah mereka yang mengingkari perintahnya, beringat serta berjaga-jaga jangan mereka ditimpa bala bencana, atau ditimpa azab seksa yang tidak terperi sakitnya.’ : an nur 63
‘Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memandai-mandai (melakukan sesuatu perkara) sebelum (mendapat hukum atau kebenaran) Allah dan RasulNya; dan bertaqwalah kamu kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui. Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengangkat suara kamu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu menyaringkan suara (dengan lantang) semasa bercakap dengannya sebagaimana setengah kamu menyaringkan suaranya semasa bercakap dengan setengahnya yang lain. (Larangan yang demikian) supaya amal-amal kamu tidak hapus pahalanya, sedang kamu tidak menyedarinya. Sesungguhnya orang-orang yang merendahkan suaranya semasa mereka berada di sisi Rasulullah (s.a.w), - merekalah orang-orang yang telah dibersihkan Allah hati mereka untuk bertaqwa; mereka beroleh keampunan dan pahala yang besar.’ : al hujerat 1 - 3
Umat Islam dan kaum muslimin dituntut untuk memahami ajaran yang diyakininya dengan pemahaman yang benar sesuai dengan yang telah difahami dan dicontohkan oleh As-salafus shalih (para pendahulu umat ini yang shalih) agar dia tidak terperosok ke dalam manhaj dan ajaran yang
sesat dan menyesatkan. Dalam pada itu, pemahaman ajaran dan manhaj Ahluussunnah wal jama’ah harus mendasari keyakinan setiap muslim, sebab dengan ajaran dan manhaj inilah seorang muslim insya Allah akan terjamin dari adzab neraka di akhirat kelak.
Comments